Assalamualaikum sobat semuanya di manapun kalian berada.
Alhamdulilah segala puji bagi Allah yang telah mengkaruniakan segala nikmat dan ke agungannya ke pada aku sehingga di hari yang indah ini aku dapat memosting pengalaman-demi pengalaman hidup yang tercecer bak rerumputan teki yang menjulur bebas tanpa pernah terikat oleh tempat dimana ia berpijak, Aku hanya ingin berbagi ilmu itu saja yang aku harapkan semoga tulisan kecil ini mampu menjadi penerang bagi kalian semua yang membutuhkan.
Sahabat, dua hari yang lalu aku disibukkan dengan rutinitasku sebagai seorang siswa, salah satunya yaitu persiapan menghadapi lomba takbiran yang di selenggarakan pada tanggal 26 November 2009 di alun-alun kota Blora, Aku sangat senang sekali, jarang lho kesempatan ini di berikan oleh anak-anak yang lain. Aku beruntung karena aku tahu bahwa kepercayaan seorang guru adalah kunci utama untuk dekat dengan seorang guru, apalagi sebuah amanah kita laksanakan dengan penuh tanggung jawab insya Allah sang guru akan semakin akrab dan senang kepada kita.
Pukul 19.00 WIB aku berkumpul di rumah guru kami untuk di berikan pengarahan. Alhasil pukul 19.15 WIB kami serombongan sudah sampai di Alun-Alun Kota Blora. wah bukan main padatnya, para penonton sudah berjubel dekat pohon-pohon perindang yang kebetulan di tanam pada setiap sudut alun-alun. lampu-lampu panggung kehormatan terlihat bersinar terang, di bagian belakangnya ada dua buah bedug dan beberapa alat musik yang sudah di persiapkan oleh panitia.
Kebetulan aku mewakili sekolah. Ya SMK MUHAMMADIYAH 1 BLORA itulah sekolahku. dengan pakaian adat jawa tengah, di padu dengan ikat kepala (supaya tampil beda dari yang lain) serta bawahan celana hitam di kasih sarung batik sebagai simbol lambang bangsa. Aku tampil necis di depan penonton. Alhamdulilah kelompok aku dapat undian yang pertama. Jadi kami tampil lebih awal, kelompok yang ikut dalam lomba takbir ini sebanyak 12 kelompok. Jumlah satu kelompok minimal 11orang dan maksimal 15 orang.
Seperti orang yang mau silat aku tampak gagah di di atas panggug kehormatan ini. Dengan diiringi musik yang mendayu-dayu kelompok kami memainkan orkestra musik lain dari pada yang lain, maksudnya kami menggunakan alat musik yang sifatnya tradisional. Seperti kentongan bambu, bedug, timbal, seruling, rebana, angklung (alat musik asli Indonesia yang di klaim oleh negara tetangga), kenong (gamelan jawa berbentuk bulat tengahnya cekung dan sangat akustik, ciptaan para walisongo di pulau jawa mudah di temukan jenis gamelan ini ). Kami padukan unsur seni dengan bas vokal, terutama pembentukan harmoni dan keselarasan nada, yang di wajibkan pas sesuai irama takbiran. Kami awali dengan dentingan kenong dan gambangan (juga termasuk gamelan Jawa) terus disusul bunyi merdu seruling yang dimainkan oleh salah seorang temenku. Dan alunan musik pun berlanjut kian rancak seru, sesuai selera penonton, membuat para penontonpun mulai ikut-ikutan takbir setelah segment mau selesai. Wah betul-betul pengalaman yang mengharukan .
Pengalaman demi pengalaman teraih sendiri, dengan adanya perputaran sang waktu yang tiada pernah berhenti ini.
gimana hasil lombanya? menang kan? hehe
lam kenal yaa
wahhhhhhhhhhhhhhhhhhh ya gitu dehhhhhhhhh dapet harapan kok